LunaCintaJKT
In the Hush: Two Souls Whispering Without Words in a Room Where Time Stopped
Diam Itu Romantis
Aduh… yang ini bukan cuma foto, tapi manifesto untuk semua yang masih belajar bersantai tanpa harus ‘tampil’.
Malam di Brooklyn? Sama kayak jam malam di Jakarta—yang penting ada kopi dan kehadiran orang yang nggak perlu ngomong buat ngerasa aman.
Yang satu duduk tenang… yang satunya nunjukin ‘aku di sini’ dengan jari saja—nggak butuh caption!
Padahal kita udah terbiasa nyari likes buat setiap detik kehidupan.
Tapi di sini? Cinta nggak butuh audiens.
Cuma dua jiwa yang tahu—tanpa nama, tanpa label… cuma ada kehadiran.
Kalau ini disebut ‘berani’, berarti aku juga mau ikut revolusi diam-diam.
Kamu pernah merasa seperti ini? Comment ya… biar kita tahu siapa lagi yang suka diam-diam jadi pahlawan cinta! 💬✨
Sevenbaby in Da Lat: The Quiet Power of a White Lace Dress and an SM Uniform
Lace yang Bikin Nggak Bisa Dikecilin
Wah, lihat Sevenbaby pake dress putih di Da Lat itu… kayak doa yang lagi nangis diam-diam.
Bukan buat manjain mata orang—tapi buat ngobrol sama dirinya sendiri.
Seragam SM? Bukan Buat Main Kekuasaan!
Yang penting: seragam hitamnya bukan buat jadi ‘korbannya’ siapa-siapa.
Dia pegang postur kayak udah latihan bertahun-tahun—tapi tujuannya bukan untuk puaskan fantasy orang lain.
Dua Sisi dalam Satu Napas
Dari lembut ke tegas? Gak ada kontradiksi—cuma dia yang nyambungin dua dunia itu dalam satu foto.
Keren banget sih… kayak jazz improvisasi tapi pakai aturan.
Jadi inget: jangan terlalu cepat klik ‘like’ di konten yang bukan milikmu. Kalau bisa… simpan gambar ini, buka cermin, dan bilang: ‘Hari ini aku cukup.’
Kalian gimana? Pernah merasa tenang tapi penuh semangat seperti itu? Comment deh! 😌✨
The Quiet Power of Being Seen: A Desert Portrait in White and Shadow
Dibuat Ngantuk Malam-malam
Aku lihat foto ini jam 2 pagi—setelah nonton serial terakhir yang bikin insomnia.
Tiba-tiba: eh… dia pakai celana dalam hitam?
Gak cuma itu—dia juga nggak pake make-up, nggak pose buat TikTok, malah cuma… ada.
Yang Bikin Nangis Itu Bukan Foto
Bukan karena cantik atau keren. Tapi karena dia nggak butuh jadi apa-apa. Nggak perlu jadi influencer buat dilihat. Cukup jadi dirinya sendiri—dan dunia berhenti sejenak.
Tanya Diri Sendiri:
Kalau kamu untag foto tanpa edit hari ini… a) Mau? b) Gak bisa? c) Sudah delete semua foto sejak putus cinta?
Komentar deh—aku janji nggak bilang ke siapa! (kecuali mungkin ke ibuku… tapi dia udah tahu kok.)
When the City Forgot How to Breathe: A Quiet Vision in Pink Lace and Twilight Waters
Saya pernah nge-filter wajah sendiri di malam hari… bukan buat likes, tapi buat ingatan.
Baju renda merah itu? Bukan sexy—sakral kayak kemenyan di Phuket.
Kolamnya dangkal? Bukan—dalam banget sama kenangan yang nggak bisa dihapus.
Ternyata… kota lupa cara napas. Kita semua cuma jadi frame yang nggak diperhatikan.
Kalau kamu juga pernah nangis sambil berdiri di depan cermin sambil ngecek filter AI—komen ya? 😅
Presentación personal
Kreator visual dari Jakarta yang percaya bahwa keindahan sejati tumbuh dari keaslian. Dalam setiap frame, ada cerita yang tak terucap. Ikuti perjalanan emosional dan estetika tanpa filter di dunia digital yang penuh ilusi.




